GMNI CIREBON DEMO HARI ANTI KORUPSI INTERNASIONAL

GMNI CIREBON DEMO HARI ANTI KORUPSI INTERNASIONAL
Jakarta 09 desember 2009

Senin, 14 Desember 2009

GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA (GMNI) CIREBON




 POCONG BERGAMBAR SBY DIBAKAR GMNI CIREBON

CIREBON (Pos Kota) – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cirebon melakukan aksi demo di depan gedung DPRD Kota Cirebon dengan mengusung persoalan kasus Bank Century.
Aksi diwarnai dengan pembakaran “dua pocong” yang di bagian kepalanya ditempel gambar SBY dan Budiono.
Pantauan yang dilakukan dilapangan, aksi pembakaran “dua pocong” tersebut dilakukan di depan Wakil Ketua DPRD Kota Cirebon Edi Suripno dan  salah seorang anggota DPRD dari Partai Demokrat,  Cecep Suhardiman.
Saat pemkaran dengan menyiramkan bensin ke tubuh dua pocong yang sudah tergeletak di depan gedung tersebut, berlangsung damai, nyaris tidak terjadi keributan. Tidak ada upaya pencegahan dari aparat kepolisian termasuk anggota DPRD dari Demokrat, saat mahasiswa mulai membakar dua pocong tersebut hingga hangus.
Jauhari Ahmad, koordinator lapangan (korlap) aksi dlam orasinya mengurai tentang keberadaan angket Century yang digelindingkan oleh DPR RI terkait persoalan Bank Century, yang dinilai mahasiswa “masuk angin” dan lamban. “Angket ini masuk angin,” tegas Warman berapi-api.
Untuk itulah para mahasiswa meminta DPRD Kota Cirebon untuk sepakat   memberikan dukungan dan masukan kepada DPR RI agar benar-benar bekerja ekstra untuk membongkar kasus perampokan uang rakyat tersebut, dan mencari siapa dalang dibalik perampokan itu.
Para mahasiswa pun mengingatkan Pansus bank Century untuk bekerja sesuai dengan hati nurani sebagaimana yang diamanatkan oleh rakyat. “Jangan sampai kemudian hak angket ini kemudian menjadi ajang bargaining kekuasaan saja,” tegasnya.
Setelah mendapat tanggapan dan dukungan dari dua anggota dewan yang menemui mereka, mahasiswa kemudian membubarkan diri dengan tertib, sekaligus persiapan untuk berangkat ke Jakarta untuk bergabung dengan para mahasiswa disana untuk melakukan aksi besar-besaran. (darman)

GMNI Cirebon Minta Hapuskan Penjajahan Baru

CIREBON : Hari ini, Selasa (28/10), puluhan mahasiswa nyang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cirebon menggelar aksi. Aksi yang dilakukan di depan Balaikota Cirebon ini merupakan refleksi  Peringatan 80 tahun sumpah pemuda.

Johari Ahmad, koordinator lapangan aksi mengatakan bahwa dengan momentum ini, saatnya kita hapuskan penjajahan baru. "Penjajahan baru itu sangat terasa di bidang pendidikan dan kesehatan," katanya.

Penjajajahan di duia pendidikan, jelas Johari, adalah mahalnya biaya pendidikan. "Padahal kewajiban negara untuk menyediakan pendidikan," imbuhnya.

Penjajahan baru, dalam pendapat GMNI juga terjadi pada bidang ekonomi. Privatisasi perusahaan negara merupakan contohnya, lanjut Jaohari. "Jual-beli perkara, juga penjajahan baru pada biidang hukum," tegasnya.

Aksi yang dilakukan secara damai ini akan berlanjut dengan konvoi pada beberapa ruas jalan di Kota Cirebon. Polisi nampak mengawal aksi yang dilakukan GMNI ini dengan santai. (BC-33)

Demo Mahasiswa GMNI Nyaris Rusuh

Senin, 25 Mei 2009 , 19:13:00
CIREBON, (PRLM).- Aksi unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) sebagai refleksi 11 tahun reformasi, di depan Balaikota Cirebon, Senin (25/5) nyaris rusuh.
Kericuhan antara pengunjukrasa dengan aparat kepolisian dan Satpol PP terjadi saat massa memaksa masuk balaikota untuk bertemu Walikota Cirebon Subardi. Kesal karena pintu pagar besi ditutup dan dikunci, massa kemudian menggoyang-goyangkan pintu pagar dengan keras hingga nyaris roboh.
Massa semakin kesal karena Subardi yang diminta keluar untuk menemui mereka tidak datang menemui. Kecewa dengan sikap walikota, mahasiswa pun kemudian membakar ban bekas dan berupaya membongkar paksa gerbang masuk.
Situasi semakin memanas ketika berapa di antara mahasiswa mulai menaiki pagar untuk meloncat, sementara sebagian lainnya terus bergerak medorong pagar yang dijaga ketat.
Dalam orasinya, massa meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon untuk lebih berpihak kepada rakyat dalam mengeluarkan kebijakannya. Massa meminta pemkot mengevaluasi kembali kebijakan pemberian izin pembangunan retail-retail raksasa yang menjamur di Kota Cirebon. Pasalnya, menurut mahasiswa, menjamurnya pasar modern seperti mini market, super market dan hyper market telah mengancam kelangsungan pasar tradisional.
Ketua GMNI Cirebon, Djohari Ahmi mengungkapkan, apa yang dilakukan Pemkot Cirebon saat ini sudah kebablasan karena tidak lagi berpihak pada rakyat kecil. Mereka meminta Walikota Cirebon Subardi untuk mengkaji ulang perizinan bagi perusahaan retail. (A-92/das)***


Lima Organisasi Massa di Cirebon Demo Antikorupsi Besok

Selasa, 08 Desember 2009 | 15:03 WIB
TEMPO Interaktif, Cirebon - Sebanyak lima elemen organisasi masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Cirebon besok akan berunjuk rasa memperingati Hari Antikorupsi Sedunia.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Kepolisian Resor Kota Cirebon, Ajun Komisaris Besar Ary Laksmana Wijaya, Selasa (8/12). "Berdasarkan laporan, sudah ada lima elemen masyarakat yang besok akan melakukan aksi demo terkait peringatan hari anti korupsi sedunia," kata Ary. Kelima elemen itu secara bersama-sama akan melakukan aksi di Kota Cirebon.

Ary pun mengungkapkan, pihaknya tetap mengizinkan masyarakat berunjuk rasa memperingati Hari Antikorupsi Sedunia besok. "Yang terpenting tetap menjaga kedamaian. Karena izinnya mengajukan aksi damai," kata dia.

Untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan, Ary mengungkapkan pihaknya akan menurunkan dua pertiga kekuatan Polresta Cirebon. "Pengamanan maksimal tetap diterjunkan sekalipun kami berharap tidak akan ada keributan," kata dia.

Sementara itu, masih terkait penuntasan kasus bank Century, sekitar 20 mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) berunjuk rasa hari ini, Selasa (8/12). Demo yang dilakukan di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon antara lain dilakukan dengan cara membakar pocong yang ditempeli poster Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta Wakil Presiden Boediono.

Pembakaran pocong bergambar Yudhoyono dan Boediono itu dilakukan dengan leluasa karena aparat keamanan yang berjaga tidak ada yang melarangnya.

Koordinator lapangan, Jauhari Ahmad, mengungkapkan mahasiswa dan seluruh masyarakat Indonesia menuntut penegakan hukum atas kasus Bank Century. "Jangan hanya di pansus, kasus ini pun harus masuk ke ranah hukum karena ada indikasi penyalahgunaan uang rakyat," kata dia.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Cirebon, Edi Suripno, mengungkapkan pihaknya pun mendukung terhadap pembentukan panitia khusus di Dewan Perwakilan Rakyat. "Kami pun berharap pansus skandal Bank Century itu bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi," kata dia. Selain itu mereka pun berjanji akan menyampaikan aspirasi mahasiswa ke Jakarta.

1 komentar: