GMNI CIREBON DEMO HARI ANTI KORUPSI INTERNASIONAL

GMNI CIREBON DEMO HARI ANTI KORUPSI INTERNASIONAL
Jakarta 09 desember 2009

Senin, 14 Desember 2009

MEMBANGUN PARADIGMA MAHASISWA




 
Jauhari Achmad, SEI
Ketua DPC GMNI Cirebon

MEMBANGUN PARADIGMA MAHASISWA
YANG PEKA TERHADAP BANGSA DAN BERORIENTASI MANDIRI
Jika diprosentasikan, bangsa Indonesia saat ini terdiri dari 30% penduduk yang berusia 45 tahun ke atas, 55% terdiri dari remaja (generasi muda/pemuda indonesia) termasuk saya sebagai Mahasiswa IAIN Cirebon dan menjabat sebagai Mantan Anggota DPM STAIN Cirebon, Ketua DPC GMNI Cirebon dan sisanya 15% adalah usia anak anak. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia saat ini sudah mencapai 210 juta jiwa lebih (kalo ga salah), nah kalau melihat sejarah baik di Indonesia atau di Negara besar lain yang mempengaruhi pergerakan nasionalnya adalah para pemuda, terutama mahasiswa sebagai pemuda terpelajar. Di indonesia saja pengaruh pemuda sangat kuat mulai dari proses kemerdekaan sampai runtuh nya rezim orde baru kemarin adalah dikarenakan mobilitas para pemuda terutama mahasiswa.
Melihat kenyataan bahwa saat ini indonesia memiliki pemuda lebih dari separuh penduduknya, mengapa sekarang indonesia justru semakin terpuruk? Kemana perginya para pemuda indonesia? Apakah mereka sudah tidak perduli dengan keadaan lingkungan di sekitaranya, tidak peduli dengan saudara saudara kita yang dilanda kesusahan? Tentunya tidak kan!!! Tentunya masih ada mahasiswa dan pemuda yang peduli, bahkan sangat peduli tetapi hal ini tidak diimbangi dengan meratanya kepedulian itu. Hal ini terbukti dari sedikitnya mahasiswa di seluruh universitas di indonesia yang berpartisipasi dalam kegiatan2 sosial mahasiswa. Mahasiswa hanya datang ke kampus mengikuti kuliah lalu pulang. Lalu apa yang harus dilakukan agar generasi muda indonesia berikutnya lebih peka dan lebih peduli lagi dengan keadaan bangsanya? Mungkin perlu adanya pendidikan sikap sejak dini, agar generasi pemuda selanjutnya memiliki kepribadian yang kuat dan memiliki nilai moral dan sosial yang tinggi.
Ada 3 pokok problem dasar di Indonesia yang dapat menyebabkan sub problem sub problem lainnya lahir.
· Problem pertama adalah erosi nasionalisme dan patriotisme
· Problem kedua adalah bertambahnya penduduk miskin
· Problem ketiga adalah semakin besarnya angka pengangguran diusia kerja

Rasa nasionalisme dan patriotisme kita semakin menurun dibanding 62 tahun lalu saat kita merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Terbukti dengan banyaknya wilayah2 di indonesia yang ingin melepaskan diri dari negara kesatuan indonesia, dan kurangnya kepedulian dan hormat kita kepada simbol2 dan lambang2 negara kita Indonesia. Kita sudah terbiasa melihat lambang negara kita bendera merah putih tidak berada pada tempatnya,lusuh,kotor dan lain2 yang seharusnya kita merasa tersentak dan miris melihat lambang negara kita disia siakan. Sampailah pada subproblem diambilnya pulau pulau kita oleh negara tetangga, dan kita hanya bereaksi biasa biasa saja, selanjutnya kebudayaan kita seperti reog ponorogo dipentaskan oleh negara lain, dimana rasa patriotisme kita?
Selanjutnya masalah kemiskinan yang semakin tahun semakin bertambah di indonesia. SDA dan SDM indonesia yang berlimpah benar2 belum bisa dimanfaatkan sepenuhnya oleh bangsa indonesia. Besarnya jumlah penduduk bagai pisau bermata dua, disatu sisi kalau itu bisa dimanfaatkan dengan baik indonesia akan lebih makmur, tetapi disisi lain akan menjadi beban jika SDM yang begitu besar ini tidak dapat dimaksimalkan manfaatnya. Seperti bom waktu yang suatu saat bisa meledak dan menghancurkan indonesia. Dan kemiskinan tidak akan pernah bisa membuat kita berpikir untuk maju, karena yang dipikirkan hanya mengisi perut dan tidak memirkan hal lain apalagi berpikir kreatif dan inovatif. Kemiskinan dan angka pengangguran yang besar hanya akan menambah tingkat kriminalitas di Indonesia.
Problem pokok ketiga adalah besarnya angka pengangguran diusia kerja. Rakyat indonesia cenderung mencari pekerjaan dibanding dengan membuka usaha sendiri, padahal jika mereka sadar bahwa membuka usaha sendiri akan lebih menjamin hidup mereka dibanding cari kerja sana sini yang tidak jelas. Untuk mengatasinya diperlukan pengetahuan dan pendidikan tentang entrepreunership (wirausaha) mulai saat ini. Kenapa kita harus menjadi tamu di negeri sendiri, kenapa kita harus menjadi buruh pabrik orang orang asing seperti jepang, jerman dan lain lain? Kenapa kita tidak meniru orang china yang sukses dengan wirausahanya, ayo sadar dan bangun dari meimpi mimpimu wahai rakyat indonesia.
Nah sebagai mahasiswa kita harus tanggap dengan masalah pelik Negri ini, kalau pemerintah masih belum mampu mengatasi masalah masalah itu kenapa kita tidak ikut membantu pemerintah dalam mengatasinya? Terutama kita membantu sesuai kapasitas dan fungsi kita sebagai pribadi (bangsa indonesia), sebagai pemuda dan mahasiswa. Kita mulai dengan merubah paradigma kita saat ini juga. Tunjukkan kalau kita generasi muda yang berkualitas dan memiliki nilai nilai moral dan sosial yang tinggi.

Berikutnya yang ingin saya utarakan adalah tentang maraknya demo yang dilakukan oleh para mahasiswa menolak kenaikan BBM. Apakah mahasiswa yang berdemonstrasi itu benar benar tahu letak permasalahannya? kita sebgagai mahasiswa tidak perlu sering2 melakukan demonstrasi karena semakin sering maka permerintah akan menganggap demo itu udah biasa dan bukan hal yang perlu dipertimbangkan atau diperhitungkan. Cukup demo sebagai cambuk dan pengingat untuk pemerintah dan jangan dilakukan begitu sering. Anak kecil yang merengek meminta sesuatu kepada orang tuanya pada awalnya akan membuat orang tuanya bingung dan mencari cara agar anaknya tidak merengek terus, tetapi ketika si anak setiap hari melakukan hal itu lama lama orang tua akan bosan dan tidak perduli lagi dengan rengekannya. Dan satu lagi mahasiswa sebelum melakukan demo tentunya sudah membahas pokok masalah yang akan mereka aspirasikan, nah yang sering saya liat demo demo saat ini hanya bisa mengkritik dan menolak kebijakan2 yang diturunkan pemerintah. “Tolak Kenaikan BBM, karena akan menyengsarakan rakyat!!!” Mahasiswa boleh mengaspirasikan pendapatnya kalau mereka menolak, tetapi apakah mereka tahu yang melatarbelakangi pemerintah mengeluarkan kebijakan itu. Alangkah baiknya mahasiswa memberikan solusi ketika mengaspirasikan pendapatnya melalui demonstrasi. Sehingga kita tidak di cap oleh pemerintah hanya bisa mengkritik, tetapi kita mahasiswa bisa memberi solusi bagi permasalah yang sedang dihadapi oleh negara indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar